No
Punggung
|
Posisi
|
Nama
|
1
|
GK
|
Iker Casillas
|
13
|
GK
|
Adán
|
25
|
GK
|
Tomas
|
31
|
GK
|
Pacheco Jesus Collado
|
2
|
DF
|
Ricardo Carvalho
|
3
|
DF
|
Pepe
|
4
|
DF
|
Sergio Ramos
|
12
|
DF
|
Marcelo
|
15
|
DF
|
Fábio Coentrão
|
17
|
DF
|
Arbeloa
|
18
|
DF
|
Raul Albiol
|
18
|
DF
|
R. Varane
|
27
|
DF
|
Nacho Jorge
|
5
|
MF
|
Nuri Şahin
|
6
|
MF
|
Sami Khedira
|
8
|
MF
|
Ricardo Kaká
|
10
|
MF
|
Mesut Özil
|
11
|
MF
|
Esteban Granero
|
14
|
MF
|
Xabi Alonso
|
16
|
MF
|
Hamit Altıntop
|
21
|
MF
|
José Callejón
|
22
|
MF
|
Ángel Di María
|
24
|
MF
|
Lassana Diarra
|
7
|
ST
|
Cristiano Ronaldo
|
9
|
ST
|
Karim Benzema
|
20
|
ST
|
Gonzalo Higuaín
|
26
|
ST
|
Álvaro Morata
|
29
|
ST
|
Joselu Sanmartín
|
|
PELATIH
|
José Mourinho
|
KEEP THE BLUES FLAG FLYING HIGH
Minggu, 18 Maret 2012
Pemain REAL MADRID
Sabtu, 17 Maret 2012
Sejarah Real Madrid | History klub Real Madrid
Info Tim :
Berdiri: 1902
Alamat: C/ Concha Espina, 1 Spain
Telpon: (+34) 91 398 43 00 -
Ketua: Florentino Pérez
Direktur: Miguel Pardeza
Stadion: Santiago Bernabeu
Real Madrid bisa dibilang merupakan
tim yang paling sukses di dunia. Bagaimana tidak, berbagai gelar dan
raihan jumlah gelar yang diperolehnya mungkin lebih banyak dibandingkan
dengan tim-tim lainnya di dunia. Hal tersebut menjadi dasar FIFA
menempatkan Real Madrid sebagai klub paling sukses sepanjang abad ke-20
dengan raihan 31 gelar Primera Liga Spanyol, 16 Piala Spanyol, 9 gelar
Piala dan Liga Champions, dan 2 trofi Piala UEFA. Madrid merupakan
founding member FIFA, pendiri G-14 (organisasi klub-klub terkemuka Eropa
yang kini tukar nama menjadi Asosiasi Klub Eropa). Selain sarat akan
sejarah, Real Madrid juga terkenal karena kemegahannya dan dihuni oleh
pemain-pemain papan atas dunia. History itulah yang benar-benar telah
melekat dan menjadikan Real Madrid sebagai klub yang paling glamour di
jagad raya ini.
Real Madrid dikenal dengan dua
nama sebutan, yakni Los Merengues dan Los Blancos. Namun kedua julukan
itu sempat hilang, ketika di tahun 1980-an wartawan Julio César Iglesias
mempopulerkan nama La Quinta del Buitre. Namun, di masa kepemimpinan
Florentinao Perez (2000-2006), Real Madrid dikenal dengan nama Los
Galacticos. La Quinta del Buitre , julukan ini lenyap bersamaan dengan
perginya Butragueno, Michel, dan Martin Vasaquez apda era 90an. Julukan
Los Galacticos mengacu pada pemain-pemain bintang yang diboyong selama
rezim Florentino Perez, seperti Luis Figo, Roberto Carlos, Zinedine
Zidane, Ronaldo, David Beckham, serta satu bintang lokal Raul Gonzales.
Untuk semua pemain itu, Perez berani melakukan tindakan kontroversial,
salah satunya memboyong Figo dari Barcelona — seteru abadinya — dengan
harga tertinggi. Tak berapa lama kemudian Madrid menggulingkan rekor
pemain termahal Figo, ketika memboyong Zidane dari Juventus. Kemudian
pembelian Davi Beckham yang dapat mendongkrak sisi popularitas dan
penjualan merchandise, sebelum akhirnya lepas jabatan pada th 2006.
Sejarah singkat
Sebelum
1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola. Olahraga ini
diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institución Libre de
Enseñanza, yang mendirikan Football Club Sky tahun 1897. Klub terpecah
menjadi dua di tahun 1900,yaitu New Foot-Ball de Madrid dan Club
Español de Madrid. Dua tahun kemudian Club Español de Madrid terpecah
lagi, dan menghasikan pembentukan Madrid Football Club pada 6 Maret
1902. Setelah tiga tahun berdiri, Madrid FC memenangkan gelar pertamanya
dengan mengalahkan Athletic Bilbo di final Piala Spanyol. Klub ini pula
yang menjadi pendiri Asosiasi Sepakbola Spanyol pada 4 Januari 1909.
Saat itu klub dipimpin Adolfo Meléndez.
Tahun
1920, nama klub akhirnya berubah menjadi Real Madrid oleh Raja Alfonso,
yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu. Sembilan tahun
kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih meraih gelar
Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya lagi,
dan menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga.
Tahun 1945 Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di masa
kepemimpinannya, Stadion Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun
kembali, setelah rusak pada perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu
memperkenalkan strategi memboyong pemain berkelas dunia dari luar
negeri. Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah Alfredo di Stéfano.
Jadilan Real Madrid klub multinasional pertama di dunia. Tahun 1955,
Bernabeu bertemu Bedrignan dan Gusztáv Sebes, dan kemudian membentuk
turnamen yang kini bernama Liga Champions. Madrid mendominasi Piala
Champions (nama sebelum liga champions) dengan meraih trofi itu tahun
1956 sampai 1960, dan berhak atas trofi original dan hak mengenakan
simbol UEFA sebagai penghargaan. Tahun 1966, Madrid memenangkan Piala
Champions kali keenam dengan mengalahkan FK Partizan 2-1 di final.
Beberapa sebutan pertandingan-pertandingan panas yang dimainkan oleh Real Madrid :
El Derbi madrileño
Fans
Real Madrid melihat Atletico Madrid sebagai rival. Hal itu
dilatarbrlakangi oleh perbedaan sosial, yakni pendukung Madrid berasal
dari kelas menengah, fans Atletico kebanyakan dari kelas pekerja.
Keduanya bertemu kali pertama pada 21 February 1929 dan Madrid
memenangkannya. Rivalitas keduanya menyita perhatian internasional
ketika di tahun 1959 bertemu di semifinal Piala Champions. Madrid
memenangkan leg pertama 2-1 di Bernabeu, tapi kalah 1-0 di
Metropolitano. Laga diulang, dan Madrid menang 2-1.
El Clásico
Rivalitas
Real Madrid dengan Barcelona merupakan hasil dari ketegangan politik
Castilians dan Catalan. Madrid adalah pusat pemerintahan dan keluarga
kerajaan. Di era diktator Jenderal Franco, Madrid merepresentasikan
kekuatan centripetal konservatif. Di sisi lain, hampir semua ide
modernisasi politik diperkenalkan di Spanyol dan menguat di Barcelona.
Fashion, filosofi, dan seni, masuk ke Spanyol juga lewat Barcelona,
sebelum diterima seluruh negeri. Rivalitas keduanya tidak hanya
berlangsung di Primera Liga Spanyol, tapi juga di Eropa. Serta tidak
hanya di dalam lapangan, tapi juga di semua aktivitas bisnis olahraga.
Di tahun 2000, kepergian Luis Figo ke Real Madrid memicu kemarahan
publik Katalan.
Stadion
Real
Madrid telah berpindah stadion beberapa kali. Mereka pernah bermain di
Campo de O’Donnell selama enam tahun, sejak 1912. Kemudian pindah ke
Campo de Ciudad Lineal, yang hanya berkapasitas 8,000 penonton. Pada 17
Mei 1923, Madrid pindah Estadio Chamartín, yang hanya menampung 22.500
penonton. Dua dekade kemudian, Santiago Bernabeu Yeste melihat Estadio
Chamartín tak layak lagi, sehingga Sebuah stadion baru dibangun, dan
diresmikan pada 14 Desember 1947. Stadion itulah yang saat ini dikenal
sebagai Stadion Santiago Bernabeu yang dihuni sampai sekarang ini.
Stadion Santiago Bernabeu semula mampu menampung 120 ribu penonton, tapi
dimordenisasi dengan tidak boleh ada penonton berdiri, menjadi
berkapasitas 80.354 kursi. Pada 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stefano
diresmikan. Di tempat inilah Madrid menjalani latihan. Stadion ini
berkapasitas 5.000 penonton, dan fans hanya menyaksikan tim mereka
berlatih.
Real Madrid di Era Lima Tahun Terakhir
Dalam
lima tahun terakhir, posisi Real Madrid di liga domestik tergusur
seiring dengan kesuskesan Barcelona merajai liga primera, dan sebagian
menjuarai liga champions. Hal itulah yang memacu Real Madrid untuk
selalu membeli pemain-pemain top dunia dan melakukan pergantian pelatih
silih berganti. Beberapa pemain top kelas atas dunia didatangkan,
seperti ravael Van Der Vart, Arjen Robben, Xabi Alonso, Kaka, dan yang
paling heboh dan kontroversial adalah Cristiano Ronaldo, yang
menjadikannya sebagai pemain termahal di dunia dengan harga lebih dari
Rp 1 triliun rupiah ( Wawww ). Pelatih pun telah beberapa kali melakukan
pergantian, seperti Fabio Capello, Manuel Palegrini, dan teranyar
adalah sosok pelatih sukses kontroversial, yakni Jose Mourunho. Sejak
kedatangan Jose Mourunho, bersamaan dengan hadirnya pemain-pemain dunia
seperti Sami Khedira, Mesut Ozil, Angel Di Maria, dan pemain veteran
Ricardo Carvalho, permainan Real Madrid dan mentalitas pemain menjadi
lebih hidup. Puasa gelar pun akhirnya terobati pada tahun pertama
Mourinho, yakni meraih trofi Piala Raja Spanyol dengan menundukkan
Barcelona di final melalui gol tunggal dari bintang mereka, Cristiano
Ronaldo, pada babak perpanjangan waktu. Di Liga Champions pun Real
madrid meraih prestasi dengan melangkah ke semifinal pertama kalinya
dalam beberapa tahun dan mengakhiri kutukan Tak Pernah Menang lawan
Lyon. Sayangnya, langkah Real Madrid terhenti di semifinal oleh
Barcelona, dimana Mourinho menilai adanya konspirasi wasit pada leg
pertama dan kedua semifinal LC itu. Di liga domestik, Real Madrid berada
di peringkat dua di bawah Barcelona, namun mereka dapat sedikit
terhibur dengan gelar el pichichi yang disabet oleh CR7 sekaligus
memecahkan rekor gol dalam satu musim di liga primera dengan raihan 40
gol, WAW. Untuk ukuran satu tahun kepelatihannya, Jose Mourinho
terbilang sukses dengan berbagai perubahannya itu.
Senin, 06 Februari 2012
Sepak Bola
Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang.[1] Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara.[1] Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci.[1] Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard.[1] Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.[1]
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina.[2] Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[2] Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari[3]. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[3]
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.[2] Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[2] Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.[2] Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[2] Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut.[3] Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer).[3] Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[2] Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[2] Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[2]
Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.[5] Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).[5]
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).[6] Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.[6] Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang.[6] Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.[6]
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya.[7] Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.[7]
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak.[8] Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit.[8] Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan.[8] Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.[8]
Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali.[10] Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol).[10] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[11] Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia.[12] Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).[9] Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania.[13] Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.[14]
Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi.[16] Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.[16] Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16] Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina.[2] Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[2] Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari[3]. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[3]
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.[2] Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[2] Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.[2] Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[2] Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut.[3] Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer).[3] Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[2] Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[2] Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[2]
[sunting] Posisi Pemain
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang.[4] Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan.[4] Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya.[4] Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan.[4] Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan.[4] Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.[4]Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.[5] Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).[5]
[sunting] Aturan
[sunting] Lapangan permainan
Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter.[6] Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter.[6] Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang.[6] Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.[6][sunting] Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.[6] Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.[6] Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.[6]Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).[6] Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.[6] Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang.[6] Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.[6]
[sunting] Pelanggaran
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah.[7] Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku.[7] Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam.[7] Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.[7]Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya.[7] Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.[7]
[sunting] Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan.[8] Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola.[8] Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan.[8] Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan.[8] Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside.[8] Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.[8]Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak.[8] Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit.[8] Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan.[8] Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.[8]
[sunting] Kejuaraan Internasional
Kejuaraan sepak bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA).[9] Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930.[9] Pencetus ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi setelah menonton Olimpiade Paris tahun 1924.[9]Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali.[10] Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol).[10] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[11] Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia.[12] Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).[9] Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania.[13] Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.[14]
[sunting] Sepak bola di Indonesia
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo.[15] Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.[15] Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan.[16] Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.[16]Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi.[16] Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.[16] Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16] Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).
Langganan:
Postingan (Atom)